Jumat, 17 Mei 2013

keluarga

Foto

wisuda


makalah PENDIDIKAN


TEORI BELAJAR HUMANISTIK
DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

MENURUT TEORI ABRAHAM HAROLD MASLOW

 (1908 – 1970)


MATERI
           
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA - Kota Bandung (Bandung, Indonesia)



Disusun oleh :
               Tendi Septiandi               
41032161112006



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA
BANDUNG
2013





TEORI BELAJAR HUMANISTIK
DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

MENURUT TEORI ABRAHAM HAROLD MASLOW

 (1908 – 1970)




1.       Pendahuluan

Tujuan belajar menurut teori humanistik adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun peserta didik mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatannya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu  masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Selain teori belajar behavioristik dan teori kognitif, teori belajar humanistik juga penting untuk dipahami. Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan peserta didik yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya. Salah satu ilmuwan yang mengemukakan teori ini adalah Abraham Harold Maslow.


2.       Biografi Abraham Maslow

Abraham Maslow adalah seorang psikolog terkenal yang teman bekerja pada psikologi humanistik telah melihat ketenaran menyebar ke berbagai mata pelajaran kemanusiaan seperti geografi dan demografi. Ia terutama terkenal dengan Hierarchy-nya ‘Kebutuhan.
Abraham Harold Maslow lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka berhasil di tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong untuk belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang intelektual di usia muda.

Maslow sendiri merasa bahwa masa kecilnya relatif bahagia, sendirian di lingkungan aneh dia berlindung dalam mempelajari dan buku-bukunya. Maslow menghabiskan masa kecilnya di Brooklyn.
Di sekolah Maslow adalah murid ilmiah, dan berhasil mendapatkan tempat di City College of New York . Maslow awalnya belajar hukum untuk memenuhi keinginan orang tuanya, tapi ia menghadiri kuliah di Universitas Wisconsin. Di Wisconsin ia berubah tunduk ke psikologi, menerima gelar BA pada tahun 1930, gelar MA pada tahun 1931 dan Ph.D pada tahun 1934. Di Wisconsin ia dibimbing oleh Harry Harlow, seorang psikolog terkenal untuk karyanya pada monyet rhesus dan perilaku. Maslow mengembangkan melihat perilaku dominasi primata dan seksualitas.
Selama periode tentang belajar di Wisconsin, Maslow menikahi sepupunya, Bertha Goodman, dengan siapa Maslow mempunyai dua anak perempuan.
Setelah Ph.D, Maslow kembali ke New York pada tahun 1935, di mana ia melanjutkan studi psikologinya di Universitas Kolombia. Bekerja dengan EL Thorndike, Maslow terus mengembangkan minatnya pada seksualitas manusia.
Pada tahun 1937 Maslow mengambil sebuah posting mengajar di Brooklyn College , di mana ia segera menemukan mentor lebih lanjut dalam Alfred Adler dan Erich Fromm. Adler dan Fromm adalah psikolog terkemuka Eropa. juga belajar dari antropolog Ruth Benedict dan psikolog Freudian Max Wertheimer Maslow. Maslow meskipun akan belajar dari mencatat perilaku mereka. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).

Maslow menikah pada tahun 1928 dengan Bertha, dan beliau telah meninggal dunia di usia 62 tahun akibat penyakit serangan jantung.


3.        Teori Humanistik Menurut Maslow

Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dalam pendidikan. Dalam artikel “What is Humanistik Education?”, Krischenbaum menyatakan bahwa sekolah, kelas, atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa tipe pendekatan humanistik dalam pendidikan. Ide mengenai pendekatan-pendekatan ini terangkum dalam psikologi humanistik.

Dalam artikel “some educational implications of the Humanistic Psychologist” Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.

Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif, misalnya ketrampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, kesadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas keterampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari.

Selain menitikberatkan pada hubungan interpersonal, para pendidik yang beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi. Pendidik humanistik mencoba untuk melihat dalam spektrum yang luas mengenai perilaku manusia. “Berapa banyak hal yang bisa dilakukan manusia? Dan bagaimana aku bisa membantu mereka untuk melakukan hal-hal tersebut dengan lebih baik?

Melihat hal-hal yang diusahakan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. Jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikan salah satu potensi terbesar manusia. Kita dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan dari pendekatan humanistik ini sama seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang menitikberatkan kognisi.
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

Menurut Abraham, yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya yaitu sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada ketidaknormalan´ atau sakit´ seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah sakit´ tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanistik biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. intinya adalah meningkatkan kualitas keterampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. melihat hal-hal yang diusahakankan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. Freudian melihat emosi sebagai hal yang mengganggu perkembangan, sementara humanistik melihat keuntungan pendidikan emosi. jadi bisa dikatakan bahwa emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanistik. Karena berpikir dan merasakan saling beriringan, mengabaikan pendidikan emosi sama dengan mengabaikan salah satu  potensi terbesar manusia. Kita dapat belajar menggunakan emosi kita dan mendapat keuntungan daripendekatan humanistik ini sama seperti yang kita dapatkan dari pendidikan yang menitik beratkan kognisi.
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal, yaitu suatu usaha yang positif untuk berkembang dan kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takutuntuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju kearah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arahkepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerimadiri sendiri(self). Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan ras aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar siswa belum terpenuhi.

Teori motivasi Maslow: Hirarki Kebutuhan

Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya sebagai “hirarki kebutuhan”. Teori hierarkhi kebutuhan sering digambarkan sebagai piramida,  lebih besar tingkat bawah mewakili kebutuhan yang lebih rendah, dan titik atas mewakili kebutuhan aktualisasi diri. Hirarki Kebutuhan Maslow adalah teori motivasi dalam psikologi yang berpendapat bahwa sementara orang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, mereka berusaha untuk memenuhi kebutuhan berturut-turut yang lebih tinggi dalam bentuk hirarki seperti di bawah ini:











Teori yang digambarkan oleh Maslow tersebut memfokuskan pada 5 tingkatan kebutuhan (needs). Kebutuhan tersebut menggambarkan suatu kekuatan di belakang perilaku manusia; dan tingkat kebutuhan seseorang akan berbeda tergantung kepada individu masing-masing yang memerlukan kebutuhan itu.

Menurut Maslow, suatu kebutuhan hanya dapat dipuaskan bila kebutuhan yang pada tingkatan yang lebih rendah telah terpenuhi, yang diatur dalam suatu hirarki yang disebut prepotensi. Misalnya, seseorang tak akan berhasil memenuhi kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan diri) bila taraf pertama yang paling fundamental, yakni kebutuhan fisiologis (seperti makanan, minuman, dan sandang) tidak terpenuhi. Kebutuhan tersebut harus dapat dicapai agar kebutuhan-kebutuhan individu lainnya dapat dipuaskan, dan dimulai dari kebutuhan dasar (fisiologis).

Yang paling penting dilakukan  manusia adalah  berusaha untuk memenuhi kebutuhan.Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat hirarki/bertingkat. Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi yang dapat mempengaruhi perilaku. Adapun teori kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut:
1)         Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan Phisiological (Physiological Needs), merupakan kebutuhan pada tingkat yang paling dasar, seperti air,  makanan, dan udara. Kebutuhan ini harus  terpuaskan bagi setiap orang jika tidak maka orang akan terus berusaha untuk memenuhinya.
2)           Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan keamanan, yang melibatkan rasa aman di lingkungannya, biasanya dalam keadaan darurat.  Orang  berupaya menghindar atau melarikan diri  dan  akan meninggalkan harta berharga untuk menyelamatkan hidup mereka.  Kebutuhan keamanan juga diwujudkan dalam kegiatan seperti  menyimpan uang,  mengamankan pekerjaan, dan mengambil polis asuransi.
3)           Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi,  kebutuhan  untuk  rasa memiliki (cinta) menjadi penting. Kebutuhan ini melibatkan  memiliki hubungan dengan orang lain, memiliki kelompok, dan memiliki  teman dekat dan kenalan. Rasa memiliki dicapai melalui pernikahan, komitmen pribadi, kelompok relawan,  klub,   ke gereja, mesjid, dan sejenisnya.
4)           Kebutuhan harga diri
Kebutuhan harga diri terdiri dari dalam diri sendiri dan dihargai orang lain. kebutuhan initampak dalam keinginan untuk berprestasi tinggi, kepercayaan diri, kemampuan kerja danpengakuan dari orang lain.
Empat kebutuhan pertama dari tingkat kebutuhan disebut  “deprivation needs”. Kurangnya kepuasan akan empat kebutuhan ini akan memotivasi orang untuk memuaskan mereka. Kekurangan parah atau berkepanjangan  dapat menyebabkan masalah mental.
5)           Aktualisasi Diri
Tingkat tertinggi adalah aktualisasi diri, atau pemenuhan diri. Perilaku dalam hal ini tidak digerakkan atau dimotivasi oleh kekurangan melainkan keinginan seseorang untuk mengembangkan diri dan kebutuhan untuk menjadi lebih mampu dalam segala hal. (Schunk,2009)

4.         Aplikasi Theori Maslow  dalam Bidang Pendidikan

Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam proses belajar-mengajar misalnya, guru mestinya memperhatikan teori ini. Apabila guru menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa anak tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bisa menyalahkan anak atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami barangkali ada proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa jadi anak-anak tersebut belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, semalam tidak tidur dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi / keluarga yang membuatnya cemas dan takut, dan lain-lain.

Hierarki  kebutuhan Maslow dapat membantu guru memahami siswa dan menciptakan lingkungan untuk meningkatkan pembelajaran. Adalah  tidak realistis untuk mengharapkan siswa untuk menunjukkan minat dalam kegiatan kelas jika mereka kekurangan kebutuhan fisiologis atau rasa aman. Anak-anak yang datang ke sekolah tanpa sarapan dan yang tidak memiliki uang untuk makan siang tidak bisa fokus dengan baik pada tugas/pembelajaran di kelas.

Guru dapat bekerjasama dengan konselor, kepala sekolah dan pekerja sosial untuk membantu keluarga  mereka  atau mengusulkan anak-anak  untuk  disetujui  masuk program makan gratis atau  pengurangan biaya sekolah.

Beberapa siswa akan mengalami kesulitan mengerjakan tugas dengan gangguan didekatnya (misalnya, gerakan dan kebisingan). Guru dapat bertemu dengan orang tua untuk menilai apakah kondisi rumah mereka mengganggu aktifitas belajar. Gangguan di rumah dapat mengakibatkan keinginan untuk lebih aman dalam belajar tidak terpenuhi. (Schunk,2009)

Guru dapat mendorong orang tua agar menyediakan lingkungan rumah yang menguntungkan untuk belajar, memastikan tidak ada gangguan di kelas dan mengajar siswa keterampilan untuk mengatasi gangguan-gangguan tersebut  (misalnya,  bagaimana untuk berkonsentrasi dan memperhatikan kegiatan kegiatan 
akademik) (Schunk,2009)

5.      Kesimpulan

Teori belajar humanistik berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilakunya bukan sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing- masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri mereka.

Teori yang digambarkan oleh Maslow tersebut memfokuskan pada 5 tingkatan kebutuhan (needs) yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri.  Hierarki  kebutuhan Maslow dapat membantu guru memahami siswa dan menciptakan lingkungan untuk meningkatkan pembelajaran.



materi KEAGAMAAN

7 Indikator Kebahagiaan Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di masjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi'in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia.

Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :
 
1. Qalbun syakirun [hati yang selalu bersyukur]

    *   Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada
         ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.
    *   Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga
         apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah.
    *   Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu :
         "Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita".
    *   Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya,
         kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi.
    *   Bila ia tetap "bandel" dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan
         kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

2. Al azwaju shalihah [pasangan hidup yang sholeh]

    v  Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh
        pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggung-
        jawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan.
    v  Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja
        keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh.
    v  Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar
        biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya.
    v  Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

3. Al Auladun abrar, [anak yang soleh]

    *  Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda
        yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak
        muda itu : "Kenapa pundakmu itu ?" Jawab anak muda itu : "Ya Rasulullah, saya dari
        Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan
        saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat,
        ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya". Lalu
        anak muda itu bertanya: " Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang
        sudah berbakti kepada orang tua ?" Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan
        mengatakan : "Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti,
        tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu".

    *  Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup
        untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya
        dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya
        dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang shaleh.

4. Albiatu Sholihah [lingkungan yang kondusif]

    o  Lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya
        sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap
        keimanan kita.
    o  Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-
        orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan
        mengingatkan kita bila kita berbuat salah.
    o  Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat
        Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut
        menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu
        dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

 5. Al Malul Halal [harta yang halal]

     ü  Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak
         berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya.
     ü  Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu
         dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. "Kamu berdoa sudah bagus",
         kata Nabi SAW, "Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya
         didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan".
     ü  Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan
         Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin
         bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya.
     ü  Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

6. Tafakuh fi dien [semangat memahami agama]

    v  Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama
        Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu
        mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya.
    v  Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin
        cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya.
    v  Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan
        meng "hidup" kan hatinya, hati yang "hidup" adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat
        Islam dan nikmat iman.
    v  Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

 7. Umur yang baroqah

     ^  Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap
         detiknya diisi dengan amal ibadah.
     ^  Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya
         akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun
         cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome).
     ^  Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya,
         maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat
         rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya.
     ^  Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat
         (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang
         Penciptanya.
     ^  Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa
         takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan
         keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah.
     ^  Inilah semangat "hidup" orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-
         orang yang umurnya baroqah.

Ø Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
    Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia
    tersebut ?
Ø Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan
    sesering dan se-khusyu' mungkin  membaca doa `sapu jagat' , yaitu doa yang paling sering
    dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut "Rabbanaa aatina fid dun-
    yaa hasanaw" (yang artinya "Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia "), mempunyai
    makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang
    disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak
    yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk
    memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.
Ø Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-
    tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Ø Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu "wa fil aakhirati hasanaw" (yang
    artinya "dan juga kebahagiaan akhirat"), untuk memperolehnya hanyalah dengan Rahmat Allah.
Ø Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi Rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu
    hanyalah sebagian kecil dari Rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita,
    tetapi karena Rahmat Allah.
Ø Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam)
    tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga.
Ø Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding
    dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah. Kata Nabi SAW, "Amal soleh yang kalian
    lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga". Lalu para sahabat bertanya: "Bagaimana
    dengan Engkau ya Rasulullah ?". Jawab Rasulullah SAW : "Amal soleh saya pun juga tidak
    cukup". Lalu para sahabat kembali bertanya : "Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?".
    Nabi SAW kembali menjawab : "Kita dapat masuk surga hanya karena Rahmat dan
    Kebaikan Allah semata".

Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi
untuk mendapatkan Rahmat Allah.

Ø Dengan Rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin). 
    yaitu ;
    1.    Qalbun syakirun [hati yang selalu bersyukur]
    2.    Al azwaju shalihah [pasangan hidup yang sholeh]
    3.    Al Auladun abrar, [anak yang soleh]
    4.    Albiatu Sholihah [lingkungan yang kondusif]
    5.    Al Malul Halal [harta yang halal]
    6.    Tafakuh fi dien [semangat memahami agama]
    7.  Umur yang baroqah

Sumber : Al Qur-an dan Al Hadits

Renungan ...

Hidup itu Indah

Berapa banyak keindahan alam semesta yang telah kita saksikan? Namun, biasanya kita hanya terpesona kepada fenomena keindahan alamnya belaka. Padahal di balik itu semua ada Allah, Sang Maha Penggerak Yang Mahaindah dan Maha Memesona.

Pantas saja banyak di antara kita yang menggantungkan kecintaan kepada materi, tenyata penyebabnya ialah kita tidak bisa melihat keindahan Allah di balik suatu materi dan kejadian. Kalau saja kita bisa selalu merasakan sentuhan kasih sayang Allah, tentulah kita tidak bisa lagi berpaling ke “lain hati”. Bagaimana bisa berpaling kalau ternyata kasih sayang Allah itu melebihi kasih sayang ibu terhadap anaknya.

Walaupun kita sering lalai menjalankan perintah-Nya dan tidak pernah merasa takut atau malu melakukan larangan-Nya, Allah tetap saja memberi kita tubuh yang sempurna bahkan masih menutupi aib-aib kita. Apa susahnya bagi Allah mengambil salah satu ginjal kita atau membeberkan aib-aib kita di hadapan orang banyak.

Ada seseorang yang harus mengeluarkan jutaan rupiah dari kantongnya hanya karena matanya yang sebelah tidak bisa berkedip. Terhadap mata ini saja, kita tidak pernah bersyukur. Jangankan bersyukur, terkadang kita malah sering menggunakan karunia Allah tersebut untuk memandang sesuatu yang dilarang-Nya. Memang, tidak ada yang kurang dari pemberian Allah, hanya satu, yaitu kita yang kurang ajar terhadap Allah.

Akan halnya dengan orang yang selalu berusaha mendekat pada-Nya. Setiap hari hatinya selalu dipenuhi oleh kecintaan kepada Allah dan ciptaan-Nya. Apakah itu manusia atau semut sekali pun. Ia tidak pemah merasa lebih tinggi dari siapa pun. Ia tahu Allah paling tidak suka kepada orang yang menyombongkan diri sekecil apa pun. Hatinya selalu dijaga dari sesuatu yang bisa mengotori. Ia sadar tidak akan bisa merasakan manisnya perbuatan Allah kecuali dengan hati yang berserah. Tidak ada yang bisa melukai hatinya karena hatinya sudah terbebas dari kedengkian.

Pujian maupun cacian baginya sama saja, tidak akan perah bisa melukai hatinya. Diberi kenikmatan atau musibah, hatinya tetap suka kepada Allah. Ada hujan ia tidak mengeluh karena ia bisa menikmati bau tanah yang khas tersiram percikan air hujan. Kepanasan pun tidak mengeluh karena ia sadar bahwa panas ini juga perbuatan Allah. Kalau orang lain mengeluh, ia malah menikmati rasa panas sebagai sarana membakar kalori seperti yang dilakukan oleh orang-orang di sauna (pemandian uap).

Ada bau tak sedap, bukannya berkeluh kesah, melainkan malah bersyukur karena masih diberi penciuman yang tajam. Itu tandanya Allah masih sayang padanya. Dalam hatinya tak tersisa ruang untuk iri dan dengki. Alhasil, hidupnya selalu dipenuhi oleh keikhlasan dan optimisme.

Salah satu ciri orang yang dikaruniai kenikmatan hidup seperti ini ialah senantiasa tenang dalam menghadapi masalah. Senyumnya senantiasa menghiasi wajahnya. Ia tidak pernah khawatir karena yakin Allah senantiasa bersamanya. Indah bukan? Hidup hanya sekali dan sebentar, mengapa harus diisi dengan penderitaan dan kekecewaan.

Saya pun menyadari diri ini masih jauh dari apa yang telah saya gambarkan. Saya hanya menceritakan kondisi seorang hamba yang diselimuti oleh kasih sayang Allah. Namun, sepatutnya dalam hati kecil kita ada keinginan untuk seperti itu. Minimal dalam diri kita ada keinginan untuk bisa dekat dengan Allah. Tidak sulit bagi Allah mengubah orang yang tadinya bergelimang maksiat menjadi orang yang tersungkur sujud kepada-Nya. Bukankah Allah pernah berjanji, selangkah kita mendekat kepada-Nya, seribu langkah Allah mendekat kepada kita? Bukankah itu sebagai pertanda Allah sangat suka kepada orang yang berusaha mendekat kepada-Nya tidak peduli sebesar apa pun dosanya?

Duhai Allah…
Ajari kami untuk bisa memahami sikap-Mu yang senantiasa sempurna dan bijaksana. Ajari kami untuk bisa selalu ingat dan bersyukur kepada-Mu. Tuntun kami untuk bisa beramal saleh sesuai dengan yang Engkau kehendaki.

Bukakan hati kami. Jadikan hati ini menjadi hati yang dapat mengenal-Mu. Sehingga apapun yang kali lihat dan dengar, membuat kami semakin yakin akan kebesaran dan keagungan-Mu. Jadikan lisan kami menjadi lisan yang selalu basah menyebut nama-Mu. Jadikan pendengaran kami menjadi pendengaran yang selalu rindu mendengarkan tuntunan-Mu.

Dikutip dari buku  yang berjudul ”ALLAH pun Taubat” bab "Hidup itu Indah"
Karangan Muhammad Farid

Judul Buku : Allah pun Taubat

Resensi buku "ALLAH pun TAUBAT" bisa dibaca di : www.masfarid.blogspot.com

masfaridhttp://www.masfarid.blogspot.com/#


Kamis, 16 Mei 2013

Kata-kata Hikmah

DOA UNTUK KELUARGA


Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim….
Kau yang Maha Pengampun…
Ampunilah segala dosa-dosa dan kesalahanku
Ampunilah dosa-dosa dan kesalahan suamiku
Ampunilah dosa-dosa dan kesalahan kedua ibu bapak kami,
abang-abang kami, kakak-kakak kami, adik-adik kami, seluruh keluarga kami
sama ada yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia….

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim
Jauhkanlah kami semua dari siksaan dan azabMu,dari api nerakaMu, dari kemurkaanMu, dari maksiat dan keburukan serta godaan syaitan dan tipu daya syaitan.Dekatkan kami dengan syurgaMu,dekatkan kami dengan kasih sayangMu dan dekatkan kami dengan ilmu agamaMu.

Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim
Berikanlah petunjuk untuk kami menuju ke syurgaMu
Bukakanlah pintu hati kami untuk menerima cahaya petunjuk dariMu
Tabahkan hati kami dalam menerima ujian dariMu
Jadikanlah anak-anak kami hamba yang taat dan beriman dan anak yang soleh
Jadikanlah kami ibu bapak yang baik bagi membimbing anak-anak kami

Ya Allah Ya Rabbi Ya Karim
Murahkanlah rezeki kami, Mudahkanlah perjalanan hidup kami di dunia dan akhirat…
Matikanlah kami dalam agama Islam
Teguhkan hati kami dalam agama Islam dan janganlah kau tarik nikmat Islam di dalam hidup kami

Ya Allah Ya Rahman
Limpahkan kasih sayang dan keberkatan di dalam keluargaku
Sayangilah aku, ampunilah aku, lindungilah aku
Hanya kepadaMu tempat aku bermohon dan mengadu
Makbulkanlah doaku ini

Aamiin……..